Thursday, June 9, 2011

Khadafi Kirim Tentara 'Bersenjata' Viagra untuk Permalukan Lawan

Salah seorang korban yang diperkosa 15 tentara. (Foto: AP)
Salah seorang korban yang diperkosa 15 tentara. (Foto: AP)



 1  480
LIBYA - Menteri Kesehatan kelompok Oposisi Libya mengatakan, Presiden Moammar Khadafi mengirim prajurit dan tentara bayaran untuk memperkosa demonstran wanita yang menenentangnya.

Para prajurit ini bahkan 'dipersenjatai' dengan obat kuat Viagra. Tujuan pemerkosaan ini sendiri adalah untuk mempermalukan para lelaki yang terus berupaya menggulingkan Khadafi.

Lebih dari selusin kasus pemerkosaan berhasil didokumentasikan oleh Dokter Nagi Barakat. Dokumentasi ini mendorong Pengadilan Kriminal Internasional untuk mendakwa Khadafi menggunakan pemerkosaan sebagai senjata perang.

"Saya kira taktik Khadafi adalah selalu berupayamempermalukan orang-orang Libya. Satu hal yang sangat dia mengerti adalah harga diri seorang wanita sangat penting bagi seorang pria. Dia ingin lebih mempermalukan mereka dengan menyuruh tentara bayar melakukannya," kata Barakat seperti dikutip ABC News, Jumat (10/6/2011).

Barakat mencontohkan seorang pria yang hendak bunuh diri karena dua putrinya diduga diperkosa. Pria tersebut tak kuat menghadapi kasus tersebut karena malu telah gagal melindungi anaknya.

Tuduhan tersebut memang susah diverifikasi dan saat ini masih diinvestigasi oleh Pengadilan Kriminal Internasional.

"Kami memiliki informasi untuk dikonfirmasi bahwa pemerkosaan terhadap penentang pemerintah merupakan kebijakan di Libya," kata Louis Moreno-Ocampo. "Pemerkosaan adalah hal baru dalam sebuah tindakan represi."

Masih menurut ABC News, beberapa korban pemerkosaan saat ini telah meninggalkan Libya untuk menjalani perawatan medis, termasuk aborsi.

"Kami memiliki komite penyelidikan, mencoba menyimpannya serahasia mungkin. Tiga di Tunisia dan 12 di Ajdabiya," kata Barakat.

Dia menuturkan, para pemerkosa mendapat perintah langsung dari Khadafi untuk menggunakan Viagra. Sebagian dari pemerkosa tersebut merupakan tentara bayaran dari luar negeri yang sulit dikenali korban maupun keluarganya.

"Ini merupakan isu yang sangat sensitif dan kultural," katanya seraya menambahkan beberapa korban pemerkosaan takut tertular virus HIV/AIDS akibat peristiwa tersebut.

Bagi wanita di Libya, pemerkosaan adalah salah satu cobaan terberat dalam hidup mereka. Saking malunya, mereka biasanya memilih bunuh diri.

0 comments:

Post a Comment