Salah seorang yang paling lama berkuasa, setelah 42 tahun memerintah, dimulai dari kudeta tak berdarah militer atas Raja Idris, kemudian menjalani hidup yang ‘luar biasa’ sebagai seorang manusia dengan gaya khas serta kharisma nya, pada akhirnya Muammar Khadafi (Gaddafi) harus tewas di tangan rakyat nya sendiri dalam baku tembak dan pengambil alihan kontrol atas kota kelahirannya yakni Sirte oleh pasukan pemberontak (yang kemudian berganti nama dengan pasukan badan transisi nasional setelah mereka menguasai ibukota Libya, Tripoli). Inilah sekilas kisah sejarah hidup dan tewasnya mantan pemimpin Libya ini beserta foto-foto pendukung.
Menjadi penguasa dalam usianya yang ke-27 pada tahun 1969, Gaddafi melakukan berbagai terobosan-terobosan untuk membangun dan mengangkat derajat negaranya yang sebelumnya ‘tak ada apa-apanya’ dan menjadi tempat perang serta lalu lalang tank pada perang dunia kedua. Beberapa hal yang ia lakukan antara lain menasionalisasi perusahaan-perusahaan minyak asing, membangun pabrik baja, membuat sungai buatan raksasa untuk mengalirkan air dari sumber-sumber air gurun ke kota-kota, dan membangun kekuatan angkatan bersenjata Libya. Dengan uang hasil minyak bumi ia pun meningkatkan kualitas kehidupan masyarakatnya, dan ia pun menjadi populer terutama di kalangan yang berpendapatan rendah. Ia pun menanamkan semangat kebangsaan pada bangsanya, dan juga memiliki visi besar menyatukan negara-negara Arab, antara lain tampak dalam wujud usahanya menyatukan Libya, Mesir, dan Suriah dalam sebuah federasi, begitu juga menyatukan Libya-Tunisia, yang sayangnya kedua usahanya tersebut gagal. Libya yang mulai sejahtera pun sering membantu negara-negara tetangganya.
Ia pun selalu menempatkan dirinya dalam posisi anti-barat dan Israel. Sejak awal berkuasa ia pun sudah menutup markas militer Inggris dan Amerika yang sebelumnya ada di Libya. Dalam setiap kesempatan pun ia dengan terang-terangan dan berani mengkritisi kebijakan barat. Tak hanya dengan kata-kata, juga dengan aksi sebagaimana pernah agen Libya terlibat dalam pengeboman pesawat penumpang Amerika di angkasa kota Lockerbie, Skotlandia pada tahun 1988 yang menewaskan 259 penumpang. Libya pun sempat melakukan serangan bom di Jerman yang menewaskan tentara Amerika. Sebagai pembalasan dari kejadian-kejadian tersebut, Amerika pun pernah membom ibukota Libya, Tripoli pada tahun 1986. Tak heran barat menempatkannya sebagai ‘musuh’ dan sering mengkaitkannya dengan gerakan teroris atau revolusi. Khaddafi pun sempat menjalankan program pengembangan senjata pemusnah massal yang berakibat diembargonya Libya oleh PBB dan dunia internasional, tapi kemudian terbebas setelah ia setuju menghentikan program tersebut.
Dalam sudut pandang ekonomi, tak heran ia sangat anti liberalisme dan kapitalisme. Akan tetapi ia pun tidaklah terlalu condong ke kiri yakni ke komunis /marxisme, tapi ia membuat suatu teori nya sendiri yang termuat dalam “Buku Hijau” yang pernah ia publikasikan pada tahun 1976 yang mengambil jalan tengah antara kapitalis dan komunis.
Ia memiliki gaya hidup yang eksentrik, baik dari cara berpakaian, para pengawal wanita, maupun kebiasaannya tetap tidur dalam tenda khas padang pasir walaupun berkunjung ke luar negeri. Dan hal-hal lain sebagainya.
Tetapi, semua itu telah berakhir. Dimulai dengan semangat revolusi / perubahan yang melanda kawasan Timur Tengah, dimulai dari Tunisia kemudian ke Mesir, rakyat Libya pun mulai turun ke jalan pada Februari 2011 ini menuntut turunnya Khaddafi yang sudah 42 tahun berkuasa. Pergerakan pemberontak ini dimulai dari kota Benghazi, dimana Khaddafi menanganinya dengan tindakan opresif, berupa operasi militer. Jika barat dan dunia internasional menuduh Khaddafi membunuh rakyat sipil nya sendiri yang terlibat aksi protes, maka Khaddafi berkata ia hanya menghabisi ‘tikus-tikus barat’, tentara bayaran, atau orang-orang yang sudah tercuci otaknya oleh barat maupun oleh Al Qaeda.
Dunia pun tak tinggal diam melihat aksi represif militer Libya terhadap para demonstran/pemberontak tersebut. Keluarlah resolusi yang mengizinkan serangan NATO yang menghancurkan logistik persenjataan startegis Libya baik pesawat udara, tank, dan senjata-senjata berat. Bahkan kompleks tempat tinggalnya juga ikut terkena serangan udara NATO, dimana menewaskan anak paling bungsu beserta tiga orang cucunya (sebelumnya barat juga pernah membunuh anggota keluarganya). Akan tetapi ia selamat, dan melarikan diri keluar dari ibukota, Tripoli, seiring jatuhnya kota tersebut ke tangan pasukan pemberontak pada tanggal 23 Agustus yang kali ini telah dibantu dan dipersenjatai oleh barat melalui pasukan NATO nya. Ia malah sempat tampil di televisi sambil berkata bahwa ia masih di Libya dan ia tak akan bisa ditemukan keberadaannya.
Libya pun jatuh dalam perang saudara. Orang-orang yang setia pada mantan pemimpinnya pun melawan pasukan pemberontak yang kali ini sudah bernama “Badan Transisi Nasional”. Keberadaan Khaddafi sempat misterius, ada yang mengatakan ia sudah meninggalkan Libya menuju negara tetangga, ada juga yang mengatakan ia berada di tengah gurun luas di selatan Libya, dan yang terakhir mengatakan keberadaannya di kota kampung halamannya. Hal yang terakhir terbukti, dimana Khaddafi tewas tertembak di kota kelahirannya, Sirte, setelah kota tersebut dikepung berminggu-minggu dalam sebuah perlawanan/pertempuran sengit yang telah banyak memakan korban jiwa. Kota Sirte sekaligus juga merupakan kota terakhir yang menjadi basis pasukan / rakyat yang setia pada Khadafi.
Khaddafi sempat diberitakan hendak kabur dari kota Sirte dengan iringin konvoi, tapi NATO mengerahkan pesawat tempurnya. Kompleks tempat persembunyian Khaddafi di kota itu juga dibom lewat udara terlebih dahulu sebelum pasukan koalisi masuk dan menembaki sekelompok pasukan yang berada bersama Khaddafi di dalam sebuah pipa terowongan (lihat gambar bawah). Dalam baku tembak itu Khaddafi dilansir tertembak di kaki, atau badannya. Ia sempat berkata, “Jangan tembak…jangan tembak..” sebagaimana dilansir berita, akan tetapi yang jelas Khaddafi kemudian dinyatakan tewas , termasuk yang diberitakan kemungkinannya karena ikut tertembak di kepala. Sekitar pintu pipa terowongan banyak dicat dengan tulisan-tulisan di antaranya berbunyi : “Disinilah tempat si tikus, Khadafi….” Kepala angkatan bersenjatanya juga ikut tewas, bersama anaknya yang lain yang juga menjadi komandan pertahanan di kota Sirte (laporan terakhir ia dibunuh / disiksa setelah ditangkap hidup-hidup). Mayat Khadafi sendiri sempat di arak di jalanan kota oleh pasukan koalisi. Perlakuan tidak hormat juga terlihat ketika muncul foto-foto orang-orang yang berfoto-foto di depan mayat Khadafi yang tergeletak begitu saja di lantai gudang penyimpanan bersuhu dingin sebuah pusat perbelanjaan di kota Misrata.
Muncul juga berita yang menyebutkan Khadafi tidaklah mati dalam peristiwa tembak menembak tersebut, tetapi nyawanya melayang di tangan massa penangkapnya sebagaimana muncul foto di bawah ini yang memperlihatkan ia berjalan bersama para penangkapnya. Ada kemungkinan ia dibunuh dalam kejadian yang mirip sebuah eksekusi di tengah-tengah massa yang brutal. Terlihat juga video dimana ia masih hidup dan dibawa naik ke atas truk sambil dipukul. Dengan ini muncul juga dugaan Khadafi disiksa lebih dulu sebelum ditembak sampai mati.
Ada juga video yang menunjukkan tubuh Khadafi (sepertinya sudah jadi mayat, entahlah ) di tengah-tengah massa, dimana ada yang menendang-nendangnya. (Perhatian : video di bawah ini mengandung unsur kekerasan dan tak layak ditonton anak-anak)
0 comments:
Post a Comment